Perkembangan teknologi pembuahan melalui inseminasi atau bayi tabung (in vitro vertilization/ IVF) melemparkan ingatan pada kasus Cecil Jacobson. Pada 1992 silam, dokter spesialis genetika ini menjadi sorotan lantaran menanamkan spermanya ke rahim puluhan ibu tanpa permisi.
Jacobson merupakan pemilik klinik fertilitas yang cukup ternama di Kota Alexandria, Virginia, AS. Sejak 1980-an, ia membuka program inseminasi dengan donor sperma untuk pasien yang mengalami masalah kesuburan.
Sesuai aturan medis kota itu, dokter dilarang mendonorkan sperma. Itulah mengapa, Jacobson mengaku memiliki bank sperma dari sejumlah pendonor anonim.
Kepada setiap pasien yang ingin hamil, ia selalu berjanji akan memilihkan sperma dengan karakter yang paling mirip dengan suami pasien. Tapi nyatanya, semua yang ditanam adalah spermanya sendiri.
Pada 1992, Jacobson yang berusia 55 tahun akhirnya menghadapi gugatan sejumlah wanita yang merasa dibohongi. Setidaknya ada sekitar 70 wanita yang memiliki anak dengan karakter mirip Jacobson.
Nancy Whitten, salah satu saksi yang pernah dua tahun bekerja di klinik Jacobson memperkuat gugatan dengan mengatakan bahwa selama ia bekerja tak pernah ada pria yang mendonorkan sperma ke klinik tersebut. "Yang saya lihat justru dia setidaknya dua kali seminggu ke toilet membawa tabung penyimpan sperma," ujarnya.
Setelah mendengarkan sejumlah kesaksian korban dan staf klinik, pengadilan setempat menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepada Jacobson. Pada 1994, kisah ini diadaptasi ke layar lebar melalui film berjudul 'The Babymaker'.
http://kosmo.vivanews.com/news/read/185658-diam-diam--dokter-ini-tanam-sperma-di-pasien