
Para  geo-arkeologi laut kembali  membuat   prestasi besar dengan   keberhasilannya mengungkap keberadaan  kota kuno   yang terendam di  bawah  laut. Kota bernama Pavlopetri di  Yunani ini   diperkirakan eksis  pada  jaman perunggu yakni 5000-6000 tahun  lalu atau   12000 tahun  lebih awal  dari yang diperkirakan semula. Yang  menarik,   jejak  keberadaan kota yang  tenggelam 4-5 meter di bawah laut  ini  masih   terlihat jelas, termasuk  runtuhan bangunan serta benda-benda     peninggalannya seperti tembikar,  keramik, dll.


Para  ahli memperkirakan, inilah  kota bawah   laut tertua di dunia yang   berhasil ditemukan. “Diperkirakan  kota  yang  tenggelam ini adalah kota   pelabuhan. Hal ini ditandai dari   bangkai  kapal yang berada di  dekatnya.  Penemuan keramik zaman   neolitikum,  merupakan suatu yang  luar biasa. Kota  ini dulunya adalah   tempat  perdagangan barang dan  jasa yang maju,”  ujar.Geo-arkeologi laut   Dr Nic  Flemming dari  National Oceanography  Centre, Southampton.
Pavlopetri  terletak di kedalaman 3 – 4 meter di bawah air  tidak jauh dari pantai  berpasir selatan Laconia.
Kotanya   masih sangat lengkap.  Bangunan  rumah, jalan, halaman, gedung    peribadahan, kuburan, semuanya  sudah  dipetakan menggunakan   perlengkapan  3-D digital yang paling  mutakhir.
Pavlopetri   dulunya diperkirakan  berasal dari periode  Mycenaean (sekitar    1680-1180 SM), dari masa  sejarah Yunani Kuno yang  kaya akan    kesusasteraan dan mitos. Dari  benda-benda tembikar Neolitis  yang baru    saja ditemukan menunjukkan  tempat ini mungkin telah  ditempati sejak    sedikitnya 2800 SM. Dengan  mempelajari tempat bahari  penting ini,    peneliti berharap untuk dapat  lebih mengerti tentang  peninggalan dari    masyarakat Yunani Zaman  Perunggu.



Proyek    pengungkapan kota ini  dilaksanakan oleh suatu tim  multidisipliner,    termasuk Dr Flemming, yang  dipimpin oleh Mr Elias  Spondylis,  Ephorate   dari Underwater Antiquities  dari Kementerian  Kebudayaan  Hellenic di   Yunani dan Dr Jon Henderson,  seorang arkeolog  bawah air  dari   Departemen Arkeologi di Universitas  Nottingham.
Kota    kuno bawah air ini pertama  kali ditemukan pada tahun 1967 oleh     Flemming, kemudian di National  Institute of Oceanography. Ia dulu     memperkirakan kota itu berasal pada  jaman perunggu 2000 BC. Flemming     kemudian bergabung dengan tim dari  Cambridge University pada1968,  untuk    melakukan penelitian.
Hasilnya  diterbitkan oleh The  British   School di Athena pada tahun 1969,   namun setelah itu tidak ada  tindak   lanjutnya. Penelitian itu stag’   selama 40 tahun, Sejak itu tidak  ada   lagi peneliti yang masuk ke sana   untuk mengungkap misteri kota  kuno   itu. Tahun 70-an Flemming  bergabung  dengan arkeolog dari  University of   Nottingham dan Ephorate  dari  Underwater Antiquities dari  Kementerian   Kebudayaan Hellenic,  kembali  memulai penelitian pada situs  kuno itu.

“Apa  yang kami   temukan di sini  adalah sesuatu yang dua atau bahkan tiga   ribu tahun   lebih tua daripada  sebagian besar kota terendam yang telah     dipelajari,” kata Flemming:  “Dan uniknya, kami memiliki rencana  kota    yang lengkap, utama  jalan-jalan dan semua bangunan domestik.  Kita dapat    mempelajari  bagaimana itu digunakan sebagai pelabuhan, di  mana    kapal-kapal datang  dan bagaimana perdagangan dikelola. ”  jelasnya.
Dr.  Jon Henderson, seorang  arkeolog dari Universitas   Nottingham,   bergabung memimpin penelitian  dengan Elias Spondylis dari   Benda   Purbakala Bawah Air Ephorate bagian  dari Kementrian Kebudayaan    Hellenic  di Yunani. Dr. Henderson adalah  arkeolog pertama dalam 40    tahun yang  mendapat surat izin resmi dari  pemerintah Yunani untuk    bekerja di sana.
“Hal  ini sangat menggairahkan.  Saya pernah   membaca tentang situs ini   ketika saya masih muda dan sulit  dipercaya   bahwa saya bukan hanya   menyelam di sana tetapi juga  berkesempatan   untuk mengerjakannya.   Kemudian kami menemukan sekitar  9.000 meter   persegi gedung baru yang   baru-baru ini tampak karena  pergerakan di   pasir, sungguh luar  biasa,”  kata Dr. Henderson.
source:  http://surabayacybercity.blogspot.com/2010/10/pavlopetri-kota-tertua-di-dunia-yang.html