Ketika Siswa Beradu Bahasa Jepang

Tiga belas siswa dari daerah beradu fasih bahasa Jepang. Mereka berpidato menggunakan bahasa Jepang tentang keseharian mereka.

''Pemikiran siswa dan hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitar,'' kata Direktur japan Fondation, Atshusi Kanai, dalam sambutannya.

Kanai menambahkan empat orang peserta akan dicalonkan  untuk kunjungan ke negeri matahari terbit ini.

Lomba pidato yang berlangsung di Hal Japan Fondation, Jalan Jenderal Sudirman ini diadakan untuk ke delapan kalinya.

''Pesertanya adalah pemenang dari delapan wilayah,'' kata Kanai, Sabtu, 21 Februari 2009.

Peserta dari delapan wilayah yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY, Jawa Timur, Bali, dan Jabotabek.

Kanai juga mengatakan bahwa melalui lomba pidaro ini bisa mengukur hasil belajar bahasa Jepang para siswa.  Lomba yang didukung oleh Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah ini dimulai pukul  10.00 WIB.

Pemikiran para siswa ini memang cukup sederhana. Milka Ivana Hariyanto misalnya. Dia bercerita tentang candi Borobudur.

Dia juga bertutur tentang keprihatinannya terhadap .Candi yang pernah menjadi satu dari tujuh keajaiban dunia itu. ''Kebanyakan wisatawan hanya melihat-lihat saja, tapi tak tahu artinya,'' ujar Milka dalam bahasa Jepang.

Menurut dia, jika wisatawan itu tahu cerita tentang Borobudur mereka pasti lebih tertarik. ''Saya ingin jadi guide dan bercerita pada mereka tentang Borubudur,'' tambah gadis berkaca mata ini.

Lain lagi apa yang diceritakan oleh Kadek Dwi Chandra Sinta Dewi. Dia  berkisah tentang awal mula dia belajar bahasa Jepang.

Dia mengaku mengetahui bahasa Jepang dari anime yang dia tonton dari layar televisi. ''Sering mendengar bahasa Jepang tapi tidak tahu artinya,'' tambah Chandra dalam pidatonya.

Kesukaan Chandra pada Jepang juga disalurkan melalui gambar anime yang dia gambar sendiri.

Peserta bukan saja merefleksikan pemikiran mereka. Dewan juri juga menguji materi yang mereka sampaikan. Pemenang rencananya diumumkan siang nanti.

http://kosmo.vivanews.com/news/read/32331-ketika_siswa_beradu_bahasa_jepang