Pemimpin Israel dan Palestina Menang Nobel

Pada 16 tahun yang lalu, mendiang Pemimpin Palestina, Yasser Arafat, dan mendiang PM Israel, Yitzhak Rabin, serta Menteri Luar Negeri Israel, Shimon Peres, berbagi Hepakat unadiah Nobel Perdamaian. Penghargaan ini diberikan setelah Arafat dan Rabin berjabat tangan di Gedung Putih, dalam suatu perjanjian damai yang disponsori Amerika Serikat (AS) pada 13 September 1993.

Saat itu, Arafat dan Rabin stuk memberikan kekuasaan otonomi terbatas di Jalur Gaza dan kota Yerikho di Tepi Barat kepada Palestina. Komisi Nobel mengatakan penghargaan diberikan atas tindakan politis yang menunjukkan keberanian seluruh pihak.

"Arafat, Peres, dan Rabin memberi kontribusi penting dalam sejarah dan memperlihatkan perdamaian dan kerja sama dapat menggantikan perang dan kebencian," kata Komisi seperti dikutip laman stasiun televisi BBC.

Pemberian anugerah ini diwarnai pengunduran diri salah satu anggota Komisi, Kare Kristiansen. Kristiansen menolak memberi Nobel kepada Arafat. "Dia terlalu dipengaruhi kekerasan, teror, dan penyiksaan," kata Kristiansen.

Penghargaan ini diberikan sehari setelah kegagalan upaya penyelamatan seorang prajurit Israel, Kopral Waxman, dari militan Palestina. Sandera, tiga penculik, dan seorang penyelamat tewas dalam operasi tersebut.

Pemerintah Israel menuduh kelompok Hamas menahan Waxman di daerah pemerintahan PLO. Namun setelah pencarian dan penangkapan 150 tersangka, Waxman ditemukan di daerah Israel di Tepi Barat.

Para penculik meminta pembebasan pemimpin mereka, Sheikh Ahmed Yassin, dan 200 anggota Hamas yang ditahan di penjara Israel sebagai penukar Waxman. Jika tidak, mereka akan membunuh prajurit tersebut.

Rabin menolak bernegoasiasi dan sejam sebelum tenggat waktu berakhir, dia memerintahkan operasi penyelamatan. "Saya sangat bersedia mengembalikan Nobel Perdamaian ini jika nyawa para tentara yang hilang dapat kembali," kata Rabin.

Penghargaan Nobel Perdamaian 1994 merupakan kali pertama anugerah ini diberikan kepada lebih dari dua orang. Penghargaan ini juga adalah hadiah kedua bagi pejuang perdamaian di Timur Tengah. Pada 1978, Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel mendapat penghargaan ini.

http://dunia.vivanews.com/news/read/182815-pemimpin-israel-dan-palestina-menang-nobel